1800-1899
1877, Thomas A Edison menemukan alat perekam suara:
phonograph.
1887, Chinchester
dan Charles Tainter mematenkan temuannya: graphophone.
1887, Emile Berliner membuat flat disc pertama untuk rekaman.
1887, Jesse Lippicott membeli hak paten phonograph
dan graphophone.
1889, pita
rekaman magnetik diperkenalkan[2].
1896, gramaphone yang digerakkan motor
dikembangkan.
1900-1925
1905, disc rekaman musik dua sisi ( dual-side disc) dipasarkan.
1925, sistem
elektrik rekaman dan sound untuk memutarnya kembali disempurnakan.
1926-1949
1942, serikat
musisi melarang anggota-anggotanya masuk ke dapur rekaman; alasannya, itu akan
mengurangi pekerjaan mereka (jadwal manggung).
1943-1944,
perusahaan rekaman menaikkan bayaran musisi; serikat menarik kembali tuntutan.
1945-1949,
industri rekaman beralih dari disc ke
tape magnetik untuk mengkopi master.
1948, Columbia Records memperkenalkan model
rekaman yang lebih panjang yang dikembangkan Peter Goldmark.
1950-1969
1950-an,
club rekaman menjadi tempat yang populer untuk menjual menchandise.
1955, Rock Around The Clock yang direkam oleh Bill Halley dan Cometsnya merupakan awal boomingnya
rock`n`roll.
1956, Elvis Presley jadi sensasi sepanjang
malam ketika Heartbreak Hotel
dirilis.
1959,
skandal Payola mengungkap penyuapan
Industri rekaman terhadap disc jokeys.
1964,
puncak lima papan atas popularitas pejualan rekaman di Amerika diduduki the Beatles.
1970-1979
1970,
fans musik pop berduka karena tidak dapat lagi menyaksikan the Beatles.
1979,
resesi menghantam industri rekaman.
1980-1989
1981, kemunculan
MTV via kabel merupakan awal meledaknya video musik di pasaran.
1983, compact disc muncul dengan kualitas
kopian yang lebih tinggi.
1988, penjualan
compact disc mencapai titik tertinggi
yang pernah dilampaui album vinyl tersebut.
1800-1880
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rekaman Akustik: Fonograf[3]
Cerita tentang
fonograf bermula di laboratorium kecil Thomas Edison di West Orange, New
Jersey. Edison sangat berminat dengan hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi.
Western Union Telegraph Company telah
menggunakan transmiter karbon yang dikembangkannya, dan telah mengembangkan
sebuah sistem yang dapat mengirim sinyal empat buah telegraf sekaligus melalui
satu kabel. Tiba saatnya, Edison bekerja dengan alat perekam titik-titik (dots) dan garis-garis (dashes) kode telegraf Morse-di atas
kertas yang nantinya akan dapat membunyikannya kembali. Sebagaimana Edison
membunyikan kertas tadi (paper tape)
untuk mendengar kode Morse, kecepatan yang ditingkatkan akan menghasilkan warna
suara ritmis. Sebuah ide berkembang. Kenapa tidak merekam suara manusia dengan
cara yang sama dengan rekaman Morse tersebut?
Edison di Laboratorium West Orange
Di tahun 1877,
suatu waktu yang masih gelap dalam sejarah, Edison membuat sket gambar kasar
dan menyuruh asistennya membuat mesin yang dipikirnya bisa membunyikan kembali kata-kata yang direkam. Alat ini terdiri dari silinder besi yang
dibungkus foil aluminium. Terhubung dengan sebuah diafragma, sebuah jarum yang
menggores aluminium foil. Diafragma dan jarum yang kedua digunakan untuk
memutar ulang rekaman. Karena silinder berputar, jarum akan menggesek foil dan
meninggalkan alur parit. Alur parit ini yang akan menghasilkan suara setelah
jarum kembali pada posisi awalnya dan memutar ulang di permukaan silinder.
Itu teorinya.
Pertanyaannya apakah itu akan berhasil? Dengan presisi yang amat tinggi, Edison
memasang jarum di mesin yang dibuat asistennya. Sementara digerakkannya pedal
tangan silinder itu, dibacakannya sebuah puisi:”Mary Had Little Lamb” di depan diafragma. Jarum yang akan memutar
ulang puisi itu dipasang, dan sementara Edison memutar pedal tangan, mesin
mungil itu memainkan “Mary Had Little
Lamb”.
Dengan
menggunakan kata-kata Yunani yang artinya juru tulis suara, penemuan baru itu
dibabtis dengan nama: phonograph. Pada perayaan Natal 1877, Thomas Alva Edison
mengisi berkas untuk mematenkan temuannya itu. Maka demikian, lahirlah mesin
perekam suara.
Charles Cros dan Konsep Fonografi
Sementara Edison
sibuk melakukan percobaan fonograf, Charles Cros, penyair dan pemikir Prancis
menulis sebuah paper tentang kemungkinan fonograf merekam pembicaraan dan
memutarnya kembali untuk didengarkan. Idenya hampir sama dengan Edison dan
menggunakan jarum stylus untuk mencetak parit (track) di permukaan disc, ukurannya kira-kira empat kali lebih besar
besar dari pada compact disc sekarang.
Mesin Edison menggunakan silinder. Sementara, Cros tidak pernah membuat alat
yang dibayangkannya itu tetapi menyimpannya dalam sebuah paper ilmiah yang
menggambarkannya bersama Academie des
Sciences. Kemudian, dia meminta paper itu dibacakan; barangkali mendengar
berita tentang Mesin Edison di Amerika Serikat. Meskipun keduanya memiliki ide
sama dan menggunakan istilah sama: fonograf, Edison dipertahankan sebagai
penemu perekam suara dengan mesin silinder, yang membunyikan puisi ”Mary Had Little Lamb.”
Perusahaan Fonograf Edison
Meskipun
telah selesai, fonograf masih belum menjadi media hiburan rumahan seperti
lazimnya hiburan sekarang. Silinder aluminium foil kecil ini tidak dapat
digunakan kembali setelah dimainkan beberapa kali, dan itu pun lamanya jarum
mengitari permukaan silinder hanya beberapa menit saja.
Karena
masih melihat keuntungan dari alat ini, Edison membangun Edison Speaking Phonograph Company di tahun 1878. Satu penyokong
dananya, Gardner Hubbard, mertua Alexander Graham Bell.
Fonograf
menjadi hit di pertunjukan komedi musik vaudeville
keliling sebagai hiburan yang disuguhkan kepada penonton yang mau membayar
untuk mendengarkan beberapa potong kalimat dari sebuah karangan atau cuplikan
lagu.
Itu
hanya berlangsung kurang dari setahun, dan meski itu menguntungkan sementara
waktu hingga kebaruannya habis, komitmen Edison kepada lampu pijar, ditambah
waktu dan sumber daya yang sedikit, telah mengirim semua ide-idenya ke laci
untuk sementara.
Grapofon
Dapat dipahami
keputusan Mertua Alexander Graham Bell menyokong penelitian Edison, Bell ingin
tahu perkembangan fonograf. Setelah memenangkan Volta Prize $ 10.000 dari pemerintah Prancis untuk penemuan
telepon, Bell mendirikan Volta Laboratories
di Washington DC tahun 1880. Di sana dia mempekerjakan saudaranya, Chichester
Bell, dan teknisi Amerika bernama Charles Tainter untuk mulai bekerja menyempurnakan
mesin Edison. Mereka mengembangkan versi fonograf yang disempurnakan, dan
menyebutnya grafofon. Ada dua kelebihan dari alat ini. Pertama, silinder tidak
dilapisi aluminium foil tetapi lapisan lilin yang menghasilkan suara yang lebih
jernih dan tidak sekeras ponograf. Dan kedua, jarum stylusnya bergerak mengikuti parit lilin silinder.
American Graphophone Corporation
Bell
dan Tainter ingin Edison menyempurnakan, memasarkan dan membuatnya dalam jumlah
besar grapofon mereka. Tetapi, Edison menanggapinya sebagai suatu kompetisi
untuk mengembangkan ketertarikan barunya terhadap phonograf. Sementara, Bell
dan Tainter memperoleh dukungan keuangan dari kelompok bisnis eksekutif
Washington DC, dan membentuk American Graphophone Corporation. Dengan
ditambah pedal kaki kenetik untuk menggantikan pedal tangan, grafofon baru
menghantam pasar sebagai satu langkah jelas mendahului ponograf. Edison
membalasnya dengan menambah motor listrik untuk ponografnya dan silinder lilin
padat sehingga bisa dikikir dan digunakan kembali. Tak cukup sampai di situ,
penyempurnaan sesudahnya menghasilkan lebih dari satu ear phone yang bisa didengarkan lebih dari sepuluh orang pendengar
pada waktu yang sama.
Jesse Lippincott dan Coba-Coba Usaha
Alih Bisnisnya
Sebelum
perang perusahaan ponograf tambah memanas, pengusaha Philadelphia memutuskan
untuk masuk ke bisnis fonograf, dan menguasai hak penjualan grapofon.
Jesse
Lippicott punya ide benar, tetapi menempuh jalan yang keliru. Keluar dari
bisnis telepon, ia memutuskan cara yang terbaik untuk menghasilkan uang dengan
mengambil alih grapofon dan meminta bayaran dari para penggunanya selama waktu
tertentu.
Lippincott
melihat potensi pasar grapofon sebagai mesin rekam dikte (dictating machine) yang digunakan di kantor-kantor. Lippincott
membagi negara ke dalam beberapa wilayah dagangnya yang lebih kecil, tetapi itu
lama sebelum seluruh bisnisnya mulai ambruk.
Wilayah
dagang yang menghasilkan uang yang tersisa tinggal, yang dikuasai Columbia Phonograph Company yang memperoleh ijin
distribusi dari Wahington, D.C., dan
dapat melayani kantor pemerintah dengan mesin dikte.
Dalam
sekejap, beberapa salesman yang sulit
diatur di West Coast menjatuhkan nama
perusahaan dan mulai mengalihkan bisnis mesin itu ke bar San Francisco. Di
sana, pelanggan akan antre untuk memasukan koin ke dalam mesin dan mesin akan
bekerja.
Apa
yang diharapkan kegunaan mesin yang seharusnya untuk kantor-kantor negara
berubah menjadi lelucon yang berguna untuk bisnis bar. Meski ada gunanya
sebagai mesin hiburan, bar belum bisa menyelamatkan American Graphophon Company.
Begitu,
akhir fonograf foil aluminium. Yang masih bertahan tinggal perusahaan Columbia yang
keuangannya tetap di bawah kendali lisensi Bell-Tainter. Nama bisnisnya dikenal
menjadi Columbia Graphaphone Company
yang berkantor pusat di kota New York.
Gramafon Berliner dan Johnson
Sewaktu grapofon
dan ponograf berperang satu sama lain, seorang Imigran Jerman dan pengusaha
toko mesin sedang bersiap-siap mencuri ide dari tontonan itu dengan menambah
jumlah keluarga rekaman suara: gramafon.
Emile Berliner
mendarat di Amerika Serikat sebagai
imigran Jerman miskin yang berpendidikan otodidak di bidang fisika. Dia yang pertama
kali menyempurnakan transmiter telepon yang menjadi cikal mikropon modern.
Perusahaan Telepon Bell membayarnya untuk hak paten penjualannya dan mepekerjakannya. Sepuluh tahun kemudian dia
berhenti, dan bekerja sendiri menyempurnakan fonograf. Penyempurnaan yang amat
besar datang dari cara stylus merekan
suara. Perubahan yang kedua adalah penggunaan disk menggantikan silinder. Ini
merupakan cikal fonograf modern yang menggunakan plat sebagai ganti silinder.
1900-1925
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Victor Taking Machine Company
Tiba
saatnya mulai memasarkan dan menjual alat baru ini. Untuk itu, ahli mesin
Camden, New Jersey bernama Eldrige Johnson bergabung dengan Berliner, dan
keduanya membentuk Victor Taking Machine Company. Berliner
menerima 40% dan Johnson 60% dari saham mereka. Johnson mulai mengimpor
rekaman-rekaman bintang –bintang opera European Red Seal yang terkenal. Harganya
sangat mahal: sekitar $ 5. Enrico Caruso satu yang direkam pertama kali di
tahun 1902, dan peristiwa ini memberi legitmasi baru untuk rekaman suara.
Bintang-bintang opera lain menyusul segera. Tiba waktunya, publik dapat
memperoleh rekaman-rekaman yang berkualitas dan membeli mesin yang berharga
murah untuk mendengarnya.
Selain
dengan musik yang bagus, Victor juga memperoleh merek dagang internasional
terkenal:”His Master Voice”, gambar anjing bernama Nipper yang mendengarkan
gramafon. Merk dagang ini dilukis sendiri oleh Francis Barraud dan dijual ke
orang-orang eropa yang dekat dengan Victor. Johnson menyadari daya tarik seni
karya tersebut, menjaga copy right
Amerika Serikat sebagai logo, dan menggunakannya untuk perusahaan
Victor.
Disk Dua Sisi Columbia
Puncak
sukses perkembangan awal rekaman akustik datang di tahun 1905 ketika Columbia
memperkenalkan disk rekam dengan lagu-lagu pada dua sisinya. Rekaman dua sisi
ini dijual $ 65, dan dapat diputar di semua disc
player.
Bunyi
iklannya,”Columbia Doubled disc Records!
Double discs, double quality, double value, double wear, double everything
except price! Don`t put your record money into any other!”
1926-1949
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Era Elektrik
Meski popularitas
remakan akustik menyebar luas, itu cuma sekadar terbatas pada reproduksi
kualitas suaranya. Karena suara dicetak di media rekam melalui efek gelombang
suara dari stylus rekamnya, performer harus bersuara keras di depan
mikrofon. Studio-studio harus punya banyak ruang kosong dan sangat terbatas
digunakan, dan dalam beberapa kasus bahkan alat musik diubah untuk mendapatkan
hasil rekaman yang
memuaskan.Suara-suara dari alat-alat string
tidak dapat tidak dapat direproduksi dengan jernih, dengan demikian banyak
pemain orkestra akan mengganti instrumen brass
dan woodwind untuk reproduksi yang
lebih baik. Satu alat musik yang diubah adalah Stroh-violin yang menggunakan
horn akustik khusus yang memungkinkan untuk mengatur kuat lemah volume suaranya
dan sangat membantu dalam proses rekaman. Karena semua cara untuk mengubah
alat-alat, para penemu menyadari bahwa rekaman suara masa datang sedang mencari
cara untuk merekam melalui proses elektrik, bukan akustik. Perkembangan penting
datang sebagaimana radio baru menjadi sebuah medium dalam rumah.
Joseph P. Maxfield dan Rekaman Elektrik
Joseph P Maxfield
dan anggota Bell Laboratories lainnya
mulai melakukan percobaan dengan proses rekaman elektrik tahun 1929. Tujuan
utamanya mencari amplifier suara
secara elektrik. Tiga hal yang diperlukan untuk memenuhi tugas itu: (1) sebuah condenser microphone yang akan
menyediakan kejernihan yang lebih bagus dari pada horn, dan akan mengurangi hilangnya (loss) volume suara dan kualitas suara yang melewatinya, (2) amplifier tabung vakum udara yang akan
menaikan volume suara dan mengirimnya ke (3) stylus potong yang digerakkan secara elektromagnetik (an electromagnetically powered cutting
stylus).
Lisensi Rekaman Elektrik
Tahun 924,
Maxfield menyempurnakan sistemnya, dan perusahaan-perusahaan rekamannya tumbuh
pesat karena licensi memberi mereka ijin mengembangkan secara komersial proses rekaman
yang baru ini untuk konsumen rumahan. Perusahaan pertama yang mengincar pangsa
pasar alat rekam rumahan ini adalah Brunswick dengan mesin Panatropenya pada tahun 1926. Victor memasarkan mesin ini.
Prospeknya kelihatan menjanjikan bagi Radio
Corporation of America (RCA) untuk membeli sebagian saham perusahaan Victor
di tahun 1929 dan memutuskan merger secara resmi pada tahun 1930. Meskipun keuntungan jangka panjang cukup
penting, keuntungan jangka pendeknya sangat kecil.
Keuntungan Masa Depresi Ekonomi dan Jukeboxes
Baik
industri radio atau rekaman tidak dapat meramalkan akibat dari jatuhnya harga
saham di pasar pada tahun 1929. Bagi industri rekaman, bencana itu datang
terutama dari radio yang tidak memungut biaya dari para pendengarnya. Medium
iklan untuk produk perusahaan rekaman muncul pertama kali sebagai malaikat
mautnya. Industri film juga tidak bisa menolong. Lari dari kelaparan dan
pengangguran, orang-orang berbondong-bondong ke bioskop untuk menonton layar
lebar. Berdasarkan perkiraan Recording
Industry Association of America
(RIAA), penjualan ecer industri rekaman yang mencapai $ 75 juta tahun 1929,
telah jatuh bebas hingga $ 5.5 juta tahun 1933.
Pada tahun yang
sama, industri rekaman mulai berbenah menata diri lagi. Dengan dicabutnya
larangan beroperasinya kelab malam, bar, cocktail
lounge pada tahun 1933, sekali lagi menghidupkan kembali terang bisnis di
kota. Maka, muncullah jukeboxes,
mesin rekam bisa hidup jika dimasuki koin. Pertama diproduksi tahun 1927 oleh Automatic Music of Grand Rapids,
Michigan, player rekam
bertombol-tekan dengan warna mencolok ini akhirnya membuat senang industri
umumnya seperti Capehart, Seeburg, dan Wulitzer. Melalui penampilan juke box, penjualan rekaman mulai naik
kembali dalam jumlah yang dapat pantas mencapai $ 26 juta tahun 1938.
Radio Jaringan
dalam waktu yang sama mulai menjadi satu dengan dengan industri penyiaran. CBS
(Columbia Broadcasting System)
membeli Columbia Phonograph Company.
Rekaman-rekaman bintang-bintang kebanyakan yang dibuat terkenal oleh radio
diburu oleh toko-toko rekaman dan nama-nama perusahaan yang tak asing lagi
seperti, RCA Victor, Columbia dan Decca mulai muncul pada label-label rekaman.
1950-1969
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Radio dan Rock-and-Roll
Sejak
tahun 1950-an, ketika didorong oleh kedatangan televisi untuk melakukan
spesialisasi, radio bernasib baik ditolong oleh naik daunnya rock-and-roll. Setelah beberapa tahun rock-and-roll sendiri terpecah-pecah ke
dalam soft rock, hard rock, acid rock,
punk rock, dan berbagai macam kombinasinya masing-masing. Radio butuh rock-and-roll dan rock-and-roll butuh radio.
Rock-and-roll menghasilkan keuntungan besar yang
pernah dilihat dunia. Awalnya, musik ini dipercaya sebagai kombinasi dari musik
barat country dengan ritme yang cepat
(fast-paced-country-western music)
dengan rhythm dan blues. Hit internasional pertama diraih
oleh Bill Halley dan the Comets dengan
lagu yang berjudul ”Rock Around The Clock”.
Rock-and-roll juga mempunyai
nama-nama seperti Chuck Berry, Little Richard, Fats Domino, Chubby Checker, Bo
Diddley, The Shirelles, The Coaster, Jan and Dean, Buddy Holly, Ritchie Valens,
dan Danny and the Juniors. Rock-and-roll
mulai mendekatkan penampilannya dengan remaja dan anak muda. Anak-anak usia
muda dipikat oleh kebaruan penampilan pertama Elvis Presley di TV nasional,
tetapi itu penonton yang lebih muda yang menjadi fans fanatik musik rock dan
musisinya. Sejak the Beatles muncul
di awal 1960-an, para fans-nya pindah hati ke musik rock.
1980-1989
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ekonomi Bisnis Rekaman
Persentase Aliran Duit Hasil Penjualan Ecer Rekaman
Pembayaran untuk Pemilik copy rights musik 6 %
Bayaran untuk serikat musisi 2 %
Bayar ongkos produksi kaset 8 %
Ongkos cover luar dan dalam 3 %
Bayar royalti artis dan upah rekaman 14 %
Ongkos transportasi ke distributor 1 %
Biaya iklan 2 %
Beban-beban umum perusahaan 8 %
Keuntungan Perusahaan 13 %
Keuntungan Distributor 7 %
Beban-beban dan keuntungan pengecer 36 %
Soal keterkaitan ekonomi dan bisnis rekaman barangkali bisa sedikit tercermin melalui tabel di atas, yang memuat persentase ke mana uang hasil penjualan eceran rekaman mengalir: untuk pembayaran ongkos produksi mau pun proses pemasaran. Aliran uang tadi tentu berbeda di tiap perusahaan, untuk tiap artis, dan juga album, namun perbedaan yang besar jarang sekali terjadi.
Umumnya perusahaan rekaman akan membayar semua ongkos rekaman –uang untuk musisi, vokalis, penyusun aransemen lagu, studio, editing, dan sebagainya- tetapi biayabiaya ini ditutup sambil berjalan, dan diambilkan dari sebagian royalti artis ketika rekaman atau albumnya terjual. Royalti artis biasanya sebesar 3% -5 % dari harga penjualan ecer rekaman untuk artis yang tidak terkenal dan sampai 15% untuk superstar. Besar royalti itu ditawar-menawarkan oleh agensi artis sebelum rekaman.
Artis-artis besar kebanyakan tidak hanya punya agen seperti halnya pengarang profesional, tetapi juga manajer pribadi yang menangani semua urusan bisnis dan sering kali terlibat dalam menyeleksi berapa jumlah rekan, pengiring yang digunakan, dan semua aspek kerja performer artistik. Dan, agen biasanya memperoleh 10-15 % pendapatan mereka, termasuk royalti. Sebagai tambahan, 10-25 % masuk ke kantong manajer.
Perusahaan-perusahaan Rekaman Terkemuka di Amerika
Semua perusahaan rekaman besar sekarang menjadi bagian korporasi dan konglomerasi bidang komunikasi yang lebih besar. 6 distributor terbesar di Amerika –MCA, CBS Records, WEA, BMG, CEMA, dan Polygram- menguasai lebih dari 95 % bisnis penjualan album rekaman dan sejumlah besar saham industri informasi dan hiburan.
Contohnya, MCA –Music Corporation of America - induk perusahaan Universal Pictures dan kemudian telah menjadi bagian kerajaan bisnis Matsushita, juga telah terlibat di bisnis kaset video, dan televisi berlangganan, film layar lebar, sindikasi acara televisi, studio tours, stasiun-stasiun penyiaran, pemilik konsesi dan pengelola stadion olahraga, dan penerbit buku. Di tahun 1988, MCA membeli 20 % saham Motown Records.
WEA –Warner Elektra Atlantic Corporation- telah menjadi bagian Time Wagner, korporasi media terbesar dunia. Akan tetapi bahkan sebelum Time dan Wagner merger, Warner adalah perusahaan raksasa. Pada industri musik saja, penjualan tiap tahunnya mencapai 2 miliar US dolar –itu yang membuatnya jadi distributor rekaman dan video musik terbesar di dunia. Berbagai perusahaan rekamannya meliputi Warner Brothers Records dan anak-anak perusahaanya: Reprise, Sire, Geffen, Slash, Opal, Qwest, Paisley Park, Tommy Boy, dan Cold Chillin’; Elektra dan perusahaan afiliasinya Nonesuch; dan Antlantic Records dan anak-anak perusahaannya. WEA juga mencakup WEA International, Warner/Chappell –perusahaan rekaman musik terbesar dunia, Wagner Special Products- yang memasarkan rekaman-rekaman kompilasi spesial, WEA Manufacturing, dan Ivy Hill Corporation –perusahaan pengepakan untuk grup rekaman.
Sebagian besar artis rekaman WEA antara lain: Madonna, Prince, Van Halen, Fleet-wood Mac, Elvis Coctello, REM, dan Guns N’ Roses (termasuk semua yang di bawah label Warner Brothers); Tracy Chapman, Anita Baker, the Cure, 10.000 Maniacs, dan Metalica (di bawah label Elektra); serta Genesis, Debbie Gibson, dan INXS (di bawah Atlantic).
CBS Records, yang membawahi label Columbia dan Epic, berada sedikit di belakang WEA dalam hal pendapatan. Bagaimanapun juga, CBS kelihatan agak lebih lambat dalam mengembangkan kemampuan barunya. Meskipun musik Michael Jackson, Bruce Springteen, Julio Iglesias, dan Barbara Streisand mencapai tangga hit demi hit, pasar yang dikuasai CBS terus merosot.
Di tahun 1988, CBS dibeli Sony Corporation of Japan. (Kurang dari dua tahun kemudian Sony membeli Columbia Pictures Entertainment, satu perusahaan film TV dan layar lebar yang terbesar di Amerika). Masuknya modal Sony rupanya memungkinan
perusahaan rekaman ini melejitkan pendatang baru yang menjanjikan: Terence Trent D’Arby, New Kids on The Block, dan Living Colour.
Seperti CBS Records, beberapa perusahaan rekaman besar ada di tangan asing. Polygram, yang dibeli A&M Records, dimiliki oleh NV eletronik raksasa Belanda Philips. BMG (Broadcast Music Group), induk perusahaan RCA dan Arista Records ada di bawah kendali Bertelsmann AG Jerman Barat. CEMA yang didirikan untuk Capitol EMI Angels adalah tangan distribusi Capitol/EMI, yang dimiliki oleh korporasi Britis: Thorn EMI.